The limited edition (Reyna Pumieda)

Ini sahabat perempuanku selanjutnya, Reynapum (Rere), please follow her instagram account @reynapum atau silahkan datang langsung ke rumahnya dan khitbah lah dengan bismillah + hermes + mercy + uang cash 1000 aja (katanya buat nambah-nambah beli make up make over).

Rere, orang ter-gak-ada-dua dan ter-gak-suka­-diduakan di GN. Kisah persahabatanku dengannya dimulai sejak kami sama-sama menginjakkan kaki di kelas yang sama di sma (selama tiga tahun). Aku dan rere juga satu sekolah di smp, namun sepertinya keberadaannya saat smp digelapkan oleh ibu peri hingga aku tidak tahu sosoknya pada saat itu.
Rere cukup pintar diantara kami, namun sayangnya Tuhan tidak pernah menakdirkan untuk aku satu bangku dengannya, itu sebabnya aku tidak dapat menyelesaikan soal kuis/ujian dengan mudah. Ya! itu karena rere bukan teman sebangkuku. Diantara sahabat perempuanku, mungkin aku paling dekat dengannya. Kami memilih jalur yang sama, jalur hidup limited edition. Mungkin alasan Tuhan tidak menyatukan aku dengannya dikelas karena Tuhan tahu bahwa aku:
  1. Akan bersamanya selalu di GN 
  2.  Akan bersamanya selalu di ekskul teater 
  3.  Akan bersamanya selalu di kantin
  4. Akan bersamanya selalu di angkot
  5. Akan bersamanya selalu hingga tulisan tentangnya aku ungkapkan.
Dulu, tidak sulit untuk menemukan kami di sekolah. Jika kau mencari ku, cari saja rere, aku pasti ada bersamanya, atau sebaliknya. Satu tempat yang jika kau mencariku, tapi ternyata aku tidak bersamanya adalah toilet sekolah, entah kenapa rere senang berkunjung ke toilet sekolah sedangkan aku tidak, mungkin ini yang dinamakan sahabat saling melengkapi.

Pecicilan?
Bersamanya untuk waktu 7 tahun, tidak mungkin jika aku tidak mengenal kepribadiannya. My best partner to do a silly thing. Kelebihannya adalah tingkat kehumoran nya cukup tinggi, she’s unexpected person. Untukku ketulusan seseorang dapat dilihat dari usaha nya membuat orang disekelilingnya bahagia, and she did.
Aku tidak pernah menyesal menghabiskan 7 tahunku dengannya. Aku menyukai orang-orang yang mengisi hidupnya dengan membuat orang lain tertawa, sayangnya tidak semua orang beranggapan sama, sebagian orang serius menyebutnya ia begitu pecicilan. Aku hidup dengan melihat, mendengar, dan merasakan hingga aku tahu kapan aku harus menyebut seseorang itu humoris atau menyebutnya dengan kata pecicilan.

Setidaknya biarpun kau menyebutnya pecicilan, sahabatku bukanlah seorang pemain drama, yang lebih memilih menutupi sikap aslinya dengan sikap yang orang lain harapkan.

Konflik.
Dibanding sahabatku yang lain, konflik ku dengannya cukup untuk dijadikan satu sinetron kejar tayang, dan karena konflik itu, ada beberapa penyesalan yang ingin aku ungkapkan:
  • Aku pernah bertengkar cukup sengit dengannya karena cemburu. Kelabilanku sebagai seorang remaja mematikan kepercayaanku terhadapnya
  • Aku pernah berharap dapat satu kampus dengannya namun Tuhan tidak berkehendak yang sama
  • Aku tidak ada disaat ia menjalani sebuah operasi 
  • Aku tahu aku selalu membuatmu rindu kalau kita tidak dapat bertemu, ya kan? Hahahahaha.

Harapan.
Aku berdoa untuk kebahagiaanmu dalam segala hal, aku berharap juga akan kesuksesanmu agar kamu dapat memberiku hadiah make up setiap tahunnya. Jangan dirubah apa yang tak perlu kau rubah, dan jangan jatuh hanya karena c.i.n.t.a. Kamu selalu berhak untuk bahagia sama halnya dengan sahabat-sahabatku yang lain. Maaf dibeberapa kesempatan aku tidak dapat membantu memecahkan masalahmu, tapi terimakasih sudah mau menjadi kisah menarik ruri-rere selama ini.


Dari aku adik iparmu,


Mbul

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk Penulis Hebat Aan Mansyur