Dimensi



Kau yang menceritakan pagi dan aku yang menceritakan senja di sore hari. 
Apa tidak ada ruang untuk kita bertemu di siang atau malam hari?

Apa pagi membuat hari mu begitu padat? atau aku yang terlalu hikmat dalam indahnya jingga pada senja? Aku rasa jawabnya tidak pada keduanya, bahkan aku sudah tidak peduli senja ada atau tidak dilangit atas rumahku. Aku juga merasa kau tidak terlelap dalam pagi, nyata nya dalam kisahmu, kau masih bisa bercengkrama dengan malam yang menurutmu begitu pendek.

Lalu apa? apa yang membuat waktu diantara kita terhalang oleh jurang pemisah? seolah tidak ada jalan untuk bertemu walau dalam ketidaksengajaan.
Apa ego yang menjauhkan segalanya? atau malu yang menghantui hari-hariku? siapa yang mampu menjawabnya? aku ataukah kamu?

Jangan pernah berpikir bahwa senja masih ingin aku miliki, karna nyatanya senja sudah lama pergi, mungkin mati dan tidak pernah aku pedulikan lagi.
Tapi, jika yang terjadi adalah kau yang begitu mengharapkan pagi, maka satu yang perlu kau ketahui.
Ajakkanku untuk bertemu, bukan maksud untuk merusak harapmu pada pagi.

Bertemu di siang atau malam mu, aku hanya ingin menyapa, lalu bercerita, untuk kemudian aku temui titik akhir dalam drama. Apa yang perlu kau lakukan? Hanya diam, dan cukup mendengar.

Tidakkah itu mudah? 
namun melihatmu sekarang, nyatanya aku yang akan menyerah.
siang dan malammu tak akan pernah aku temui, bukan karena pagi atau senja di sore hari, melainkan aku yang akan lebih tahu diri.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk Penulis Hebat Aan Mansyur