Pesan singkat
Untuk dua orang diluar sana,
Aku tahu kalian pernah terluka olehku, oleh ucapanku, perbuatanku, dan mungkin oleh sikap orang-orang disekelilingku (yang pada saat itu tentu membelaku).
Tapi tahukah kamu? manusia akan mengalami masa dimana ia berambisi semaunya, tak peduli apa, segala harap harus terpenuhi. Begitulah aku dulu.
Aku dikalahkan keegoisan hingga timbul luka diantara mereka.
Untuk dua orang diluar sana,
Dulu, saat usiaku dibawah sekarang. Aku pernah merasa ingin menang, maka aku tidak pernah lelah berjuang. Dulu, terlalu drama. Dikalahkan cinta, dimenangkan duka. Dikalahkan percaya, dimenangkan mereka. Mereka yang diam-diam menikamku juga dari belakang. Mereka yang dulu ikut terlibat sebagai peran pendukung, layaknya mengemban tugas untuk memperburuk apa yang sudah buruk, mengacau apa yang sudah kacau, menutup peluang untuk menjadikannya baik seperti semula.
Kau, dan kau, mungkin tidak menyadarinya. Tapi aku sadar betul saat itu. Disaat aku merasakan apa yang namanya hilang, dan ingin membuatnya kembali pulang, seolah-olah tak ada ruang untuk aku kembali datang (pada kalian). Berulang-ulang aku datang untuk mengharap sebuah maaf, namun aku sadari tidak mudah untuk kalian memahami, menjadikannya baik kembali. Aku sudah terima segala konsekuensi perbuatanku, tidak dimaafkan sepenuhnya, kehilangan kawan, kehilangan yang benar, dan kehilangan kepercayaan.
Aku mendengar kalian sudah memaafkan, tapi aku masih belum merasakan, selama aku dalam ketidakjelasan. Aku pernah ingin menjelaskan, tapi rasanya aku hanya akan memperburuk keadaan dengan mengungkit kejadian lampau. Kita memang harus melangkah kedepan, tapi jika ada kewajiban yang belum kuselesaikan, bolehkah aku memperoleh kesempatan?
Untuk kau (perempuan),
Aku hanya ingin menjelaskan, dulu aku memang salah, tapi tahukah kamu, dulu hingga sekarang aku selalu berharap Tuhan dapat mempertemukanku dan kau, agar kau tahu betapa menyesalnya aku, dan juga kau tahu, dulu tak akan seburuk itu pabila aku dapat berkata dan kau dapat mendengar, bukan mereka yang berkata lalu kau mendengar tanpa bisa bertanya kepadaku apa itu benar.
Untuk kau (lelaki),
Berulang kali aku meminta maaf dan kau memaafkan, berulang kali aku coba memperbaiki kesalahan dan berharap kau menerimanya. Aku menyesal telah membuang yang benar, aku tidak memaksa kau untuk kembali, hanya aku berharap dapat bertemu denganmu cukup satu kali. Ditempat dimana aku dapat menceritakan apa yang ingin aku ceritakan, tidak peduli waktu hingga segala perasaan tercurah lewat bahasa bukan tulisan dalam kumpulan puisi-puisi ku. Jika aku tak bisa mengulang yang telah aku buang, setidaknya aku dapat mendengar langsung maafku kau terima dengan lapang. Boleh kita bertemu?
Komentar
Posting Komentar