You should know that:)
Pernah gak sih kalian punya sahabat yang udah bareng-bareng selama 7 tahun?
Banyak banget pengalaman yang dijalanin bareng pastinya, suka duka tangis bahagia udah pasti kalian bagi-bagi.
Mungkin karena sering bareng dan mereka selalu ada buat kita untuk waktu selama itu, buat kalian mikir kalo kalian gak butuh siapa-siapa lagi karena kehadiran mereka pun cukup.
You have them and their completed your life, and yup, you must be proud to call them bestfriend.
I feel that.
Mereka yang selalu ada, mereka yang super seru, mereka yang kalo ngomong gak ada titik koma walau ada satu atau dua yang diem dan cuma senyam senyum, mereka yang kalo diajak makan suka bingung makan dimana, mereka yang selalu ontime dan beberapa suka ngaret kalo diajak kumpul, mereka yang cuek dengan penampilan tapi ada satu atau dua yang kalo mandi aja butuh waktu berjam-jam, mereka yang pernah jatuh cinta diem-diem tapi ujung-ujungnya sadar kalau hubungannya ya sahabatan aja (padahal jodoh gak ada yang tau), mereka yang selalu kumpul buat nyelesein masalah, atau mereka yang selalu kumpul buat sekedar nyinyir-in orang...mereka..mereka yang rasanya sudah pasti punya pemikiran sama denganku tentang apa itu sahabat dan bagaimana seharusnya persahabatan terjalin.
Waktu.
Waktu yang mempertemukan aku dengan mereka,bukan sebuah kebetulan. Dipertemukan dalam masa putih abu, saling menyapa walau sempat malu-malu. Waktu juga yang mendekatkan satu dengan lainnya, menghapus malu hingga akhirnya kita sadar bahwa waktu membawa kita dalam ruang kekeluargaan. Waktu membuat aku paham bagaimana mereka, dan tentu membuat mereka paham tentang bagaimana aku. Waktu menenggelamkan sendu menjadi rindu, yang pada akhirnya membuat aku merasa bahwa mereka adalah milikku..tak mungkin aku kehilangan diantaranya.
Keliru.
Aku keliru pada waktu,aku lupa bahwa waktu dapat merubah segalanya. Aku lupa bahwa waktu dapat menjadikan seseorang dewasa. Aku juga lupa bahwa waktu dapat merubah pertemuan menjadi perpisahan. Aku keliru dengan lamanya waktu, waktu yang merubah pemikiran seseorang, waktu yang merubah seorang remaja kini tumbuh dewasa, yang lebih memiliki prioritas utama. Aku keliru, karena waktu ternyata membuatku salah mendefinisikan makna kebersamaan selama ini.
Keputusan.
Manusia akan lahir dengan beribu keputusan, dan manusia lain harus menghargai keputusannya. Keputusan dapat berupa dua hal; menyenangkan atau menyakitkan. Aku berharap setiap manusia mengambil keputusan dengan bijak, adil, dan berprikemanusiaan.
Aku yang berharap akan memiliki mereka secara utuh, harus menerima keputusan bahwa aku hanya dapat memiliki mereka sebagian.
Prioritas.
Prioritas manusia berbeda, ada yang mengutamakan keluarga, persahabatan, cinta, atau bahkan ketiganya. Aku ingin prioritas utamaku ketiganya; keluarga, sahabat, dan cinta dapat berjalan beriringan, saling mendukung, saling mengenal, saling berkomunikasi. Aku tidak suka memilih dan tidak suka jadi pilihan. Untukku, tidak ada yang utama, kedua, atau ketiga, selagi aku dapat membagi waktu, mengenalkan satu sama lain, mengakrabkan ketiganya, dan menjadikan mereka penopang hidup. Aku tidak bisa berdiri sendiri, aku butuh keluarga, sahabat, juga cinta. Pemikiranku sederhana, jika salah satu diantara mereka pergi, aku masih memiliki dua hal yang dapat menyemangati hidup.
Yang aku ceritakan diatas adalah keputusanku, sayangnya keputusan setiap manusia berbeda, dan aku tidak dapat memaksa mereka mengikuti jalan keputusanku. Ya sudah.
Harapan.
Aku merasa Tuhan adil dalam memberi rasa, aku bahagia saat kita utuh, aku kecewa saat kita runtuh, tapi aku berharap yang tersisa tak ikut terjatuh. Tidak peduli bagaimana alur cerita kedepannya, selagi saling mengenal, semoga tidak ada hasrat untuk saling melupakan, tujuh tahun bukan waktu yang singkat untuk mengubah cerita bermakna. Bagi yang keberatan, silahkan angkat tangan.
sekian.
Bandung, 14 Juli 2016.
Komentar
Posting Komentar